Senin, 30 Mei 2011

Bangga Menjadi Orang Desa :)

Dulu tidak, karena lingkungan mengajarkan saya begitu. Ketika remaja dan menghabiskan masa sekolah di kota, di hari libur saya jarang pulang dan sengaja membuat kesibukan dengan les ini atau itu, atau mengikuti kegiatan ekskul yang memanfaatkan waktu libur. Sungguh, bukan karena saya suka pelajaran sekolah, melainkan semakin jauh hidup dari kampung kelahiran maka semakin ‘berguna’ saja rasanya hidup ini. Padahal di kota hidup saya kesepian, meski banyak teman dan sejumlah keluarga. Semua orang berbicara tentang bagaimana ‘meninggalkan’ desa dan berkarir di kota. Sebuah kenyataan yang menimbulkan amarah namun tidak tahu bagaimana melawan. Sebagian orang yang saya biasa bergaul dengan mereka di kota adalah orang desa yang merasa ’sukses’ di kota dan perlahan melupakan kampung kelahirannya. Melupakan tradisi dan tercerabut dari akar budayanya. Hidup di kota, membangun keluarga, melahirkan anak-anak, dengan cita-cita bagaimana melanjutkan hidup ’selamanya’ di kota.

Hidup dengan ‘kaca mata’ kota menggiring kita pada sebuah mind set bahwa tak ada pilihan yang lebih baik selain kehidupan di perkotaan, yang maju, tempat berkumpul orang pintar, dukungan teknologi, akses, dan sebagainya dan seterusnya. Dulu saya juga mempercayainya, meski seiring waktu kepercayaan itu mulai bergeser tatkala desa dengan semua keindahan budaya dan lika-likunya membangunkan saya dengan terapi kejutnya. Hidup di desa ternyata menyenangkan juga, banyak sekali yang bisa dilakukan sehingga hidup kita dipenuhi harapan dan semangat.


http://muda.kompasiana.com/2011/05/24/bangga-menjadi-orang-desa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar